Bulan Agustus masyarakat Indonesia merayakan hari kemerdekaan, sebagai penduduk suatu kota tentunya menemukan perubahan dari tahun ketahun yang merupakan hasil pembangunan. Sebagai rakyat tentu saja menemukan perbedaan sebagai hasil karya pemerintah maupun swasta, disatu sisi saya sebagai penikmat kemerdekaan tetapi disisi lain ada juga saudara saudara kita belum bisa menikmati hakekat kemerdekaan secara holistik. Lantas apa makna kemerdekaan bagi saudara saudara yang kota atau daerahnya masih jauh tertinggal?
Pejuang kemerdekaan mungkin
tidak memiliki visi dan misi kemerdekaan yang rumit dikala itu, para pahlawan
mungkin hanya berkeyakinan bangsa Indonesia harus bebas dari penjajahan bangsa
asing, rakyat Indonesia memiliki kebebasan dalam berekpresi dan menjalani
hidup, pemerintahan Indonesia memiliki kedaulatan untuk mengatur dan melindungi
rakyat, sangat sederhana dan untuk itu para pejuang rela mati.
Apakah hakekat kemerdekaan
yang sesungguhnya telah kita capai saat ini ? jika belum, bagaimana bangsa ini
dapat meraihnya dengan segera ? apa solusinya ?
Hakekat adalah suatu yang
sangat mendasar, sudahkah rakyat Indonesia merasakan nikmat kemerdekaan? nikmat
secara lahiriah atau sebatas fisik, nikmat karena dibangunnya infrastruktur,
jalan, alat transfortasi, fasilitas sekolah, rumah sakit, pelabuhan dll.
Bagaimana nikmat bathiniah, perasaan bebas berekspresi, bebas beribadah, bebas
membangun rumah doa, bebas menentukan pilihan?,
hakekat kemerdekaan belumlah sempurna jika masih ada pembatasan,
diskriminasi, pelanggaran HAM dan dilarangnya pembangunan tempat ibadah dll.
Pengisi
Kemerdekaan
Menjawab hakekat kemerdekaan
yang dicita-citakan oleh proklamator, pejuang dan para pahlawan bangsa adalah
kita harus mengisi kemerdekaan secara secara seutuhnya, tidak
setengah-setengah, pembangunan yang merata tanpa korupsi, tidak melakukan
pembangunan yang semu dan tidak sekedar melakukan pembangunan yang tidak
bermanfaat. Pembangunan adalah bersifat manfaat dan maslahat bagi masyarakat
Indonesia.
Pengisi kemerdekaan harus
mampu memerdekakan akal dan pikirannya, memerdekakan hati nurani, memerdekakan
diri dari ikatan primordial, memerdekakan diri dari ikatan balas jasa, memerdekakan
diri dari kepentingan kelompok, memerdekakan diri dari kepentingan memperkaya
diri sendiri atau keluarga, memerdekakan diri dari tindak korupsi.
Sebagai pengisi kemerdekaan
membebaskan diri dari hawa nafsu rendah dan melakukan penindasan terhadap rakyat
jelata, sebagai pejabat dan penguasa memberikan teladan dan panutan dalam
membina keluarga, mampu menahan diri dan beristri satu, mampu hidup harmonis
bersama keluarga, mampu mendidik anak dengan baik, mampu menerima kepelbagaian
suku, agama dan ras.
Dalam teks proklamasi
dikumandangkan “… hal-hal yang mengenai
pemindahan kekuasaan dan lain lain, diselenggarakan dengan cara seksama dan
dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”, pengambil alihan kekuasaan pada
hakekatnya diberikan kepada orang yang telah selesai dengan dirinya sendiri,
orang yang mampu mengendalikan diri sendiri, mampu membina keluarga harmonis
dan mampu menjadi pemimpin yang teladan serta takut Tuhan.
Indonesia perlu bersyukur saat
ini masih cukup banyak orang yang memiliki hati yang benar dan tulus membangun
negeri, Presiden RI Joko Widodo merupakan pemegang mandat meneruskan sebagai pengisi
kemerdekaan, mari terus kita doakan agar tetap setia kepada Janji dan sumpah
jabatan, meneruskan cita cita proklamasi.
Yehezkiel 22:30 (TB)
Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok
atau yang mempertahankan negeri itu di hadapan-Ku, supaya jangan Kumusnahkan,..
Kita sebagai masyarakat mari
turut membangun jiwa dan raga bangsa ini, mendidik, mengkader pemuda agar takut
Tuhan dan mengabdikan diri dengan benar serta tulus.
Hiduplah Indonesia Raya.
--
Oleh: Antonius Natan, D.Th. - Sekum PGLII DKI Jakarta dan Wakil ketua I – Bidang Akademik STT Rahmat Emmanuel
0 comments:
Post a Comment